teradesa.com. Dalam hadits riwayat Al-Hakim, Ibnu Majah, dan At Tirmidzi, menyatakan bahwa, “Tidaklah seorang manusia melakukan suatu amal pada hari Nahar (10 Dzulhijjah) yang lebih dicintai Allah SWT daripada menumpahkan darah (menyembelih kurban). Sesungguhnya, hewan kurban itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu dan kukunya. Sesungguhnya Allah telah menerima niat berkurban itu sebelum darahnya jatuh ke tanah. Maka jadikanlah diri kamu menyukai ibadah kurban itu.”
Ibadah kurban pada hakikatnya adalah ibadah yang lebih didasarkan pada cinta. Cintanya hamba kepada Allah swt, dan cintanya Allah swt kepada hamba-Nya. Karena cinta itulah, juga Allah swt mencipatakan semua makhluk. Semua perwujudan makhluk merupakan manifestasi cinta-Nya. Dan, pada semua makhluk itulah Allah swt bertanazul melalui nama-nama baik-Nya (al-asma al-husna). Al-asma al-husna sekaligus mencerminkan sifat-sifat-Nya. Dengan demikian, semua makhluk terpancar cahaya-Nya. Dari cahaya cinta itulah melahirkan sika-sikap dan perilaku yang baik (al-akhlak al-karimah).
Nabi Ibrahim a.s dan Ismail a.s telah berkurban, sebagai bentuk kecintaannya kepada Allah swt melebihi kecintaannya kepada diri dan keluarga. Jauh sebelum Nabi Ibrahim a.s memiliki anak, beliau pernah berdoa bahwa jika diberi karunia anak, maka akan dikurbankan. Begitulah tradisi saat itu. Setelah menikahi Siti Hajar, barulah Allah swt memberi kuturunan anak, Islamil a.s. Berdasarkan perintah Allah swt, Siti Hajar dan Ismail a.s harus dipindahkan ke daerah yang jauh, yaitu di Bakkah (Makkah, sekarang).
Di daerah terpencil itulah, Nabi Ibrahim a.s meninggalkan Siti Hajar dan Ismail a.s. Siti Hajar pasrah dan taat kepada Allah swt, bekerja dan berikhtiar untuk bertahan hidup dan membesarkan anaknya. Ismail a.s tumbuh menjadi pribadi yang baik. Setelah beranjak besar, Nabi Ibrahim a.s menerima wahyu (perintah Allah swt) untuk mengurbankan Ismail a.s. Tentu, ini, sangat berat. Betapa tidak? Anak semata wayang yang sudah lama ditunggu harus dikurbankan. Setelah meyakini wahyu dan berdiskusi dengan Ismail a.s. keduanya sepakat, pasrah dan lebih mengutamakan kecintaannya kepada Allah swt.
Mendahulukan dan lebih mencintai Allah swt daripada diri sendiri dan keluarga adalah pilihan tepat dan benar. Maka seketika Allah swt menggantinya dengan dumba yang besar. Begitulah, jika setiap umat islam mengikhtiarkan semua karena Allah swt, maka Allah swt pasti akan menggantinya. Tulisan Teh Lusky dalam ebook tersebut, mencerminkan fakta demikian. Begitu niat untuk berkurban dan berusaha semaksimal mungkin dengan reseller BP, maka Allah swt memudahkannya, hanya beberapa hari lunas berkurban sapi limusin. Masyaallah, luar biasa. Semoga nular kepada lainnya, dan kepada saya (Cak Nur).
Selain itu, dalam usaha perlu mempertimbangkan beberapa hal supaya hasilnya efektif dan efisien. Pertama, perlu ada mentor. Jualan BP tidak perlu khawatir, semua bisa menjadi team yang saling menguatkan. Bahkan mentornya siap 24 jam, hehe. Semangat!. Kedua, carilah produk premium. BP bukan produk kaleng-kaleng, semua kalangan mengakui manfaatnya dan rekomended. Ketiga, cari usaha yang profitnya tinggi. Jualan 1 botol BP udah pasti untung Rp. 70.000. Jika sehari laku 2 botol, maka sudah cukup untuk kebutuhan harian keluarga. Keempat. Pengirimannya ga ribet. BP pastinya, botolnya kecil, manfaatnya besar dan untungnya besar. Ini pilihan tepat untuk pemula dan di masa pandemic. #Cak Nur 0812 4946 6093