Mengatur Tuhan

teradesa.com. Kewajiban manusia adalah bekerja, mencari modal penghidupan (ma’ishah). Allah swt telah menghamparkan unsur-unsur potensial alam jagat raya yang dapat berfungsi untuk pemenuhan kebutuhan manusia, dan semua makhluk lainnya. Baik, yang berada di udara, di atas bumi, dan di dalam bumi. Begitulah, Allah swt mengajarkan nama-nama benda agar Adam a.s mampu memakmurkan bumi (QS. al-Baqarah/02: 31).

Tidak ada benda-benda di bumi ini yang tidak memiliki manfaat.  Tugas manusia adalah menemukan dan mengusahakan melalui berbagai percobaan, penelitian, dan implementasi sehingga diketahui kebermanfaatannya. Kepatuhan dan kemauan memikul tanggung jawab sebagai khalifah dibandingkan Malaikat dan Jin, bermula dari dimilikinya akal-pikiran. Dengan akal-pikiran itulah manusia mampu membuka tabir rahasia kebermanfaatan unsur-unsur alam jagat raya tersebut.

Allah swt, sebagai pengatur alam jagat raya membuat aturan umum (takdir) yang harus ditaati oleh semua makhluk. Manusia didalam relasi alam jagat raya merupakan central (microcosmic) yang memiliki kuasa atas alam jagat raya ini. Oleh karena itu, ia dapat saja mengeksplorasi semua unsur alam jagat raya itu untuk kepentingannya. Tetapi, dalam proses itu, ia tidak boleh seenaknya.

Takdir (aturan) Allah swt berlaku dan mengikat pada semua unsur makhluk. Kebebasan yang dimiliki manusia untuk mengeksplor alam jagat raya ini terikat oleh aturan Tuhan tersebut, supaya makhluk-makhluk memiliki peluang hidup. Manusia boleh memiliki target, tujuan cakupan, atau detail perencanaan dalam bekerja pada suatu proyek pekerjaan. Tetapi, ia tidak boleh mengatur Tuhan, atau memastikan/mengharuskan tercapainya suatu kegiatan pekerjaan.

Sebagai penghamba, seseorang wajib dan harus mengenal kewajiban. Sedang jaminan upah ada di tangan majikan (Allah swt). Maka tidak usah risau pikiran dan perasaan untuk ikut mengatur kepastian upah itu. Karena khawatir kalau apa yang telah dijamin itu tidak sampai kepadamu atau terlambat. Sebab ragu terhadap jaminan Allah swt tandanya lemah iman. Begitulah ketaatan terhadap Allah swt, tidak melulu berkaitan ibadah mahdloh.

Allah swt telah menjamin kehidupan bagi semua makhluk. Bahkan, penciptaan alam jagat raya ini sesungguhnya adalah manifestasi kasih sayang-Nya. Dalam sebuah hadis qudsi diceritakan bahwa awalnya, Allah swt adalah dzat yang sendiri. Agar Dia dapat dikenali, maka kemudian menciptakan alam jagat raya ini. Oleh karena itu, penciptaan manusia dan makhluk lainnya sebenarnya merupakan pancaran kasih sayan-Nya.

Dalam hadis qudsi yang lain juga dijelaskan bahwa Allah swt memiliki 100 kasih sayang (rahmah). Yang satu kasih sayang diberikan oleh Allah swt di dunia ini, sedangkan yang 99 diberikan kepada makhluk-Nya kelak di akhirat. Hanya satu kasih sayang saja yang diberikan, semua makhluk yang ada didalam alam jagat raya ini sudah dapat hidup dengan sempurna—apalagi jika 99 kasih sayang. Itulah takdir yang sudah ditetapkan Allah swt bahwa kehidupan manusia dijamin.

Bagi manusia hanya diperlukan; Pertama, memperjuangkan hidupnya, bekerja (ma’ishah); Kedua, mentaati tata aturan pekerjaan (etika) yang bersumber dari agama, sosial, dan pemerintah; Ketiga, berhenti, istirahat mengatur diri secara memaksa atau menabrak aturan demi hasil yang sesuai harpannya; Keempat, berserah diri (tawakkal) kepada Allah swt. Istirahat/enakkan dirimu/pikiranmu dari kesibukan mengatur dirimu, dari apa-apa yang telah diatur/dijamin oleh Allah swt. Nur Kholis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top