teradesa.com. Pendekatan fenomenologi dalam suatu riset/kajian sosial sebenarnya dapat dilacak dari pemikiran pendiri filsafat fenomenologi, Edmund Husserl. Dia-lah yang pertama kali menawarkan konsep fenomenologi dalam kajian filsafat sosial. Gagasan ini, kemudian dilanjutkan oleh Alfred Schlutz, dan mengkaitkannya dengan gejala sosial di dunia empiris. Jadi, kajian fenomenologi Edmund Husserl pada tataran pemikiran filsafati. Sementara, Alfred Schlutz menurunkannya pada praktek penelitian/kajian sosial sebagai pendekatan baru di bidang sosiologi.

Pendekatan fenomenologi menawarkan model baru dalam memahami, meneliti, mengkaji, dan membahas gejala (fenomena) sosial. Selama ini, sering kita memikirkan dan melihat fakta atau gejala di masyarakat dari cara pandang kita. Inilah, yang dirubah oleh pendekatan fenomenologi bahwa setiap gejala sosial harusnya dipahami, diteliti, dan dikaji dari sudut pandang mereka. Mereka atau responden (dalam penelitian) ditempatkan sebagai subyek yang menjadi aktor dalam perilaku kesehariannya.

Setiap perilaku sosial subyek/aktor biasanya selalu melibatkan pikiran, sikap, dan kemudian melahirkan perilaku. Tidak ada perilaku seseorang yang tanpa diawali dengan pemahaman, pengetahuan, dan proses belajar terlebih dahulu, sebelum melahirkan sikap dan pilihan perilaku. Misalnya, Anda mau membeli handphon (HP), pasti Anda mencari tahu semua informasi tentang fitur dan teknologi merk tertentu. Setelah memahami, kemudian lahirlah sikap; suka atau tidak suka. Dan, akhirnya jika sikapnya suka maka ia akan membeli (aktualisasi dari sikap), dan sebaliknya.

Nah, tugas peneliti fenomenolog adalah bagaimana mengkaji, meneliti, dan memahami semua perilaku sosial subyek/responden dari sudut pandang mereka, bukan dari sudut pandang peneliti. Penelitian dengan pendekatan ini, tentu hasilnya akan berbeda dengan pendekatan lainnya, misalnya pendekatan studi kasus, sejarah, filsafat, dan lain sebagainya. Pendekatan-pendekatan ini menempatkan peneliti (pihak luar) sebagai penafsir tunggal terhadap fenomena/obyek yang diteliti/dikaji. Sementara, penelitian dengan pendekatan fenomenologi, maka peneliti berusaha mengungkap pikiran, angan, harapan, keinginan dibalik semua perilaku subyek/responden yang tampak oleh peneliti/orang luar.

Tugas peneliti fenomenologi bukan menafsirkan perilaku responden/subyek, tetapi mendeskripsikan dari sudut pandang mereka (subyek/responden) terhadap setiap yang melatarbelakangi perilaku sosial subyek. Perilaku seseorang pada dasarnya tidak bersifat given, tetapi ada banyak alasan, rasionalisasi, dan pertimbangan-pertimbangan lainnya sebelum teraktualisasi menjadi keputusan, perilaku, atau tindakan (action). Inilah yang harus dideskripsikan oleh peneliti; memahami dibalik fenomena yang tampak oleh panca indra peneliti/orang luar.

Banyak sekali fenomena atau gejala sosial di masyarakat yang menarik untuk diteliti atau dikaji. Misalnya fenomena kemiskinan, anak jalanan, pekerja anak, anak punk, atau yang sedang ngetred silverman. Contoh tentang silverman saja, sudah banyak tulisan tentang silverman di internet atau medsos. Dan, mungkin saat kita melintasi perempatan jalan-jalan di berbagai kota juga berkecamuk pikiran sinis, resah, menghujat, mencibir mereka. Itu wajar, yang muncul dari cara pandang pihak luar. Oleh karena itu, Alfred Schlutz menawarkan pendekatan yang lebih adil, yaitu misalnya melihat fenomena silverman dari apa-apa yang ada dalam pikiran, harapan, keinginan, dan tujuan dari silverman.

Pendekatan fenomenologi memberikan kesempatan yang lebih proporsional dan adil bagi silverman untuk mengungkapkan semua rasionalisasi perilakunya kepada masyarakat. Sehingga orang luar tidak hanya melihatnya sebagai komunitas negatif, justifikatif, patologi sosial. Mereka tidak selalu dipandang dari sudut bahwa perilakunya mengganggu kesehatan, meresahkan sosial, menganggu keamanan di masyarakat. Pendekatan fenomenologi memberikan kesempatan kepada kita untuk selalu melihat setiap fenomena dari beragam cara pandang. Sehingga fenomena itu selalu terlihat komprehensif, adil, dan bijak dalam mensikapi setiap fenomena sosial. #Nur Kholis.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here