teradesa.com. Selamat kepada para pimpinan/presidium terpilih, hasil Munas KAHMI XI di Palu. Semoga ke-9 pimpinan tersebut amanah dan berhasil mengelola dinamika yang berkembang dalam organisasi, sehingga bermanfaat bagi umat dan bangsa. Terutama, dinamika menjadi organisasi masyarakat yang mandiri. Bukan, organisasi partisan dan programnya bersifat hit and run.
Espektasi ini mungkin berlebihan. Karena sampai sekarang Kahmi belum betul-betul mewujud sebagai organisani kemasyarakatan (ormas) yang mandiri dan established. Selama ini program dan kegiatannya sebatas berkumpul bagi para alumni, menjadi “kendaran politik”, dan connection. Apakah demikian salah? Ga juga. Semua hanya piihan.
Kahmi, baik Nasional, Wilayah, maupun Daerah belum mampu mengelola keseluruhan potensi alumni untuk kepentingan yang lebih luas, menghadirkan program yang lebih bermanfaat bagi umat dan bangsa. Tidak ada salahnya, mulai sekarang Kahmi berbenah; mulai dari aspek pengelolaan potensi sumber daya manusia, pengelolaan aset, serta potensi-potensi lainnya.
Misalnya, munculnya beberapa yayasan dibawah naungan pimpinan Kahmi di beberapa daerah. Dalam jangka panjang hal demikian dapat menimbulkan masalah. Penataan aset sudah seharusnya dikelola secara profesional, amanah dan functionality, terutama untuk kepentingan perkaderan, secara menasional, mungkin. Mengurangi kegiatan yang bersifat hit and run, dan lebih mengutamakan kegiatan yang memiliki kegunaan jangka panjang dan lebih urgen.
Berdirinya Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) dapat menjadi model baru peran Kahmi di masa yang akan datang. Umat dan bangsa masih membutuhkan lembaga-lembaga; pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, dan seni—yang dapat mengangkat derajat kesejahteraan masyarakat. Potensi-potensi alumni yang berserakan di seantero nusantara hendaknya dapat digerakkan untuk kepentingan mewujudkan lima insan cita HMI.
Banyaknya alumni yang sudah tidak tertarik berkiprah di Kahmi, sebetulnya juga mungkin berkaitan dengan orientasi kahmi yang tidak jelas. Bahkan, hanya berorientasi politik praktis. Banyak potensi, aspirasi, kecenderungan dan sikap alumni diluar aspek politik yang perlu mendapatkan “rumah” untuk berteduh.
Terpilihnya 9 anggota presidium yang nyaris sempurna berlatar belakang parpol menujukkan tarikan yang sangat kuat untuk membawa “gerbong” Kahmi ke kancah politik kekuasaan. Begitupun, terpilihnya Prof. Mahfud MD sebagai Ketua Dewan Pakar, juga memperkuat kesan tersebut. Inilah—sosok Kahmi yang selama ini terbangun—dinamikanya ke arah strukturalis.
Perubahan struktur dalam suatu organisasi tidak akan serta merta dapat merubah budaya didalamnya. Kecuali, terdapat gerakan mainstreaming yang kuat. Tentu, hal ini memerlukan seorang penggerak yang kuat. Belajar dari pengalaman kepengurusan sebelumnya—yang agak beragam saja belum mampu merubah kesan “policaly kahmi”, apalagi di kepengurusan periode 2022-2026. Toh demikian, semua anggota Kahmi tetap berharap, agar Kahmi tetap menjadi partner kritis pemimpin bangsa.
Politicaly Kahmi jangan hanya diarahkan untuk distribusi kader terbaik di masing-masing bidangnya. Tetapi juga penting untuk mendistribusikan potensi-potensi alumni agar memiliki kebermanfaatan dan kegunaan langsung terhadap kebutuhan umat dan masyarakat pada level grassroot. Masyarakat luas sangat membutuhkan pemikiran dan kerja-kerja dari beragam bidang keilmuan alumni. Potensi demikian hendaknya dikelola dalam payung Kahmi secara efektif.
Perkumpulan orang-orang berpendidikan tinggi sudah seharusnya diarahkan untuk memperbincangkan pemikiran-pemikiran strategis pembangunan bangsa. Sangat eman, jika hanya dikaitkan dengan kepentingan politik 2024. Siapapun anggota presidium terpilih, semua berharap mampu merubah budaya dan dinamika organisasi yang lebih tertata apik. Bentuk perwajahannya tidak terpola menurut kepentingan pemimpinnya.
Penulis: Cak Nur