teradesa.com. Sejak dekade 66-an Cooleman, dari hasil penelitiannya mengungkapkan school dasn’t travel. Tidak mungkin sekolah-sekolah yang baik, bermutu, atau efektif dapat dicangkok ke sekolah-sekolah lain (schools cannot be grafted). Ada banyak faktor, mengapa suatu sekolah, lembaga, atau seseorang itu sukses.
Sampai sekarang saya masih menyangsikan program sekolah penggerak, apalagi dengan jargon belajar dari lembaga-lembaga yang memiliki best practice. Belajar pada pihak lain yang lebih dulu sukses hanya akan menjadikan diri kita, lembaga kita sebagai followers.
Tidak banyak followers yang sukses, dan menjadi yang terdepan. Apalagi kehidupan sekarang ini selalu tidak bisa diprediksi, karena faktor-faktor yang mempengaruhinya sangat dinamis. Oleh karena itu, seseorang/lembaga harus menciptakan, bukan followers. Presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln pernah mengatakan, “the best way to predict the future is to creat it”. Cara terbaik memprediksi masa depan ya, menciptakannya. Maka, tinggalkanlah menjadi followers jika ingin sukses.
Di kalangan masyarakat juga ada istilah amati, tiru, dan modifikasi (ATM). Lha ini apalagi. Lihat saja, mereka yang berhasil bukan meniru-niru dan memodifikasi, tetapi membuat sesuatu yang berbeda dan futuristic, itu yang disebut kreatifitas. Misalnya facebook, whatshap, grab, alibaba, dll.
Membuat sesuatu yang unik atau tidak banyak dilakukan oleh orang juga perlu dipertimbangkan. Contohnya XXLAB berhasil menyulab air limbah tahu menjadi sepatu, dll. Bahkan mereka memenangi penghargaan bergengsi di kompetisi prix ars electronica di Austria pada 2015, sebuah ajang kompetisi tentang seni digital dan media.
Setidaknya terdapat empat karakter orang-orang yang hebat dan berhasil memenangkan kompetisi kehidupan. Empat karakter tersebut merupakan gabungan dari cara pandang, sikap, dan tindakan untuk segera melakukannya.
Pertama, agile learner. Menjadi pembelajar yang gesit. Setidaknya ada lima ciri mereka ini, yaitu; suka mempelajari hal-hal baru, cepat beradaptasi, fokus pada tujuan, memiliki prioritas, dan pandai memanfaatkan waktu.
Kedua, inovatif. Inovator adalah orang-orang yang giat belajar dan bekerja, selalu berorientasi ke depan, kaya ide-ide yang cemerlang, berfikir rasional dan selalu berprasangka baik, menghargai waktu dan menggunakannya dengan sebaik-baiknya, dan terakhir adalah suka melakukan eksperimen-eksperimen dan penelitian.
Ketiga, kreatif. Kreatifitas akan dimiliki oleh seseorang yang selalu memiliki banyak ide, cenderung berani mengambil risiko, peka terhadap keadaan sekitar, mampu mengutarakan imajinasi, dan terbuka terhadap pendapat pihak lain.
Keempat, mengembangkan growth mindset jangan fixed mindset. Growth mindset selalu mengatakan kegagalan adalah kesempatan untuk tumbuh, dan jika saya gagal, maka saya membutuhkan strategi baru. Sedangkan fixed mindset selalu mengatakan, “kegagalan adalah batas kemampuan saya, atau saya baik dalam hal ini atau tidak?”. Growth mindset selalu optimis, karena ia telah memiliki strategi alternatif dari setiap masalah/kendala yang dihadapi. Selalu ada jalan untuk keluar. Dan, sesungguhnya dalam kesulitan akan ada kemudahan (QS asy-Syarh/94: 5-6). #Nur Kholis