Keystone Habits

teradesa.com. Setiap orang memiliki kebiasaan dasar (keystone habits) yang dilakukan secara terus-menerus sehingga melahirkan praktik hidup standar, baik menyangkut pandangan, sikap, dan perilaku. Kebiasaan ini berbeda-beda antar individu, tergantung dari tujuan dan nilai-nilai hidupnya.

Kebiasaan demikian dapat melahirkan efek domino kebiasaan lainnya, baik yang bersifat positif maupun negatif. Model dinamika perkembangan kebiasaan ini relevan dengan model bekerjanya pikiran manusia. Tony Buzan dalam bukunya, Head strong, mengungkapkan bahwa dalam alam bawah sadar pikiran seseorang bekerja mengikuti alur meta pikiran positif dan meta pikiran negatif.

Seseorang yang terjebak pada meta pikiran negatif, maka pikiran-pikiran yang berkembang berikutnya adalah selalu negatif. Begitu pula sebaliknya, seseorang yang berada pada alur meta pikiran positif, maka pikiran-pikiran yang berkembang berikutnya adalah selalu positif. Misalnya saat laptop rusak. Pikiran merespon—tidak bisa menulis (negatif), maka malas menulis.

Pikiran-pikiran dalam alam bawah sadar ini secara suggestive melahirkan kebiasaan-kebiasaan, yang saya sebut di atas sebagai keystone habits. Oleh karena itu, tugas seseorang yang terbaik adalah mengubah meta pikiran negatifnya menjadi meta pikiran positif, sehingga dapat melahirkan kebiasaan-kebiasaan yang positif pula.

Sebagaimana permainan anak-anak, “perangkap tikus”. Para pemain bersaing untuk menyusun jalur di mana kelereng berjalan di sepanjang rintangan untuk menangkap tikus plastik. Setiap bidak di papan memiliki efek knock-on  ke bidak berikutnya. Jika dipasang dengan benar, marmer akan mencapai ujungnya, begitu pula sebaliknya. Keberhasilan setiap gerakan mempengaruhi cepat tidaknya mencapai titik ujung permainan.

Seseorang yang memiliki kebiasaan bangun tidur lebih awal, akan berdampak pada kebiasaan lainnya yang bersifat positif. Misalnya mengerjakan sholat malam, belajar, menulis, melaksanakan sholat sunnah sebelum subuh, berjamaan shubuh dan tidak suka begadang. Kebiasaan positif yang terlihat “sepele” ini dapat melahirkan standar hidup yang lebih produktif.

Sementara, kebiasaan begadang sampai larut malam dapat melahirkan kebiasaan negatif lainnya. Bangun tidur kesiangan, kesempatan sholat malam hilang, sholat subuh sekenanya. Dan, tentu pekerjaan domistik lainnya kocar-kacir. Kebiasaan yang negatif akan melahirkan kebiasaan lainnya yang tidak produktif.

Kebiasaan berlama-lama meladeni obrolan WAG, scroll IG dan tiktok dapat menguras emosi dan terhipnotis untuk terus meladeni tanpa berkesudahan, akibatnya hidup menjadi tidak produktif. Mentelengi handphone (HP) memang enak, apalagi sambil nyeruput kopi. Tapi itu sikap hidup yang tidak produktif lho ya.

Pilihan pikiran, sikap, dan perilaku ada pada Anda masing-masing. Apakah bersedia berkompromi pada meta pikiran dan kebiasaan yang negatif. Atau, Anda paksa berubah haluan ke arah meta pikiran dan kebiasaan yang positif. Dan, tentu akan melahirkan standar hidup yang lebih baik dan produktif. Cak Nur

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top