teradesa.com. Literasi membaca dan menulis adalah jantung pikiran. Jika keduanya berhenti, maka berhenti juga pikiran tersebut dari pertumbuhan.
Mati dari pertumbuhan atau dalam kata lain mengalami staqnasi, kondisi seperti itulah yang akan terjadi apabila literasi membaca dan menulis sudah tidak lagi berlangsung.
Manusia adalah makhluk yang memiliki kesamaan sisi dengan hewan, yang menjadi pembeda adalah pada bagian pikiran atau akal, Tuhan menganugerahkan nikmat tersebut khusus kepada manusia.
Melalui akal pikiran itulah, kemudian manusia bisa melakukan berbagai kreatifitas dalam berkehidupan, seperti mempertimbangkan, merencanakan, dan mengolah informasi.
Menggunakan akal pikiran juga, manusia bisa menjadi makhluk yang terhormat, mulia, dan saling memuliakan. Dalam konteks lain, mereka bisa tumbuh dewasa, memiliki sisi kasih sayang, dan sisi keberimbangan lainya.
Manusia menjadi kategori makhluk yang layak, karena keberadaan akal pikiran yang dimilikinya, dalam lingkup sosial kemanusiaan maupun dalam konteks agama.
Semua lapisan nilai positif, nilai lebih, dan keistimewaan manusia lahir dari rahim akal pikiran yang dimiliki. Jadi, akal pikiran merupakan alat primer dari keseluruhan tubuh manusia.
Akal pikiran sebagai sistem canggih tersebut diwujudkan dalam bentuk otak, dan jutaan milyar jaringan saraf di dalamnya.
Otak sebagai hardwere atau perangkat keras tersebut adalah alat, ia dapat fungsi secara maksimal apabila di-install dengan ilmu pengetahuan yang cukup.
Otak akan merekam semua yang tertangkap oleh panca indra manusia, perasaan, intuisi dan dalam berbagai cara lainya. Kemudian, rekaman tersebut adalah bahan yang akan terwujud dalam bentuk perbuatan (motoric).
Motorik atau perbuatan manusia akan sesuai dengan apa yang ada di pikiran, karena pada dasarnya tindakan manusia dalam keseharian itu adalah perintah dari otak atau pikiranya.
Dalam hal ini, akal pikiran menjadi penentu dari corak, warna, atau bentuk tindakan seseorang. Fisik hanya akan menjalankan tugasnya yang bersumber dari pikiran.
Oleh sebab itulah, memberikan asupan ilmu pengetahuan atau informasi positif secara cukup menjadi penting untuk kesehatan dan daya maksimal fungsi otak.
Pikiran akan selalu menerima informasi baru yang ditangkap, mengola, dan menyimpannya. Jadi, jika informasi yang diserap bersifat minim, maka ia juga akan lambat bertumbuh, atau stagnan.
Kaitanya dengan kehidupan, dalam bidang apapun manusia tidak bisa lepas dari segala aktivitas penyuplaian pengetahuan baru, seperti membaca, menulis, ataupun berdiskusi.
Ketiga upaya tersebut akan membantu manusia lebih cepat mengalami pertumbuhan, mengenal dan memahami segala sesuatu secara utuh dan mendalam, sehingga lebih bersifat adaptif dan kreatif.
Itulah alasan dasar, mengapa aktivitas membaca dan menulis sebagai jantungnya akal pikiran. Ahmad Ridwan