teradesa.com. Presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln pernah berkata, “the best way to predict the future is to creat it”. Memang tidak ada jalan lain untuk memprediksi masa depan kecuali dengan menciptakannya. Mengapa? Karena tidak ada satupun orang yang mampu mempredikisi masa depan, sebulan sekalipun.
Apapun yang dirasakan seseorang hari ini; bahagia, sedih, gembira, beruntung, dan rugi bukan suatu kebetulan semata. Banyak faktor penyebabnya, antara lain; perencanaan yang matang, koordinasikan dengan semua pihak, dan mengerjakannya. Baik secara sendiri atau bersama bersama team work. Hanya kadang, faktor eksternal yang tidak bisa diprediksi turut hadir, dan mempengaruhi hasil itu. Itulah faktor X.
Bahkan pun, pekerjaan yang dilakukan secara tidak terencana, minim koordinasi, dan kurang optimal kadang menghasilkan sesuatu yang membahagiakan. Sekali lagi, itu faktor X. Apa faktor X itu? Bisa berupa kesembronoan, ketergesaan, tipuan dari orang-orang lain (teman), dan bisa jadi juga bentuk kasih sayang Tuhan.
Tugas manusia tidak semata menghasilkan sesuatu. Karena hasil sejatinya adalah hak prerogratif Tuhan. Tidak melakukan sesuatupun, Tuhan selalu menghidupi. Tetapi manusia yang baik kan tidak hanya sekedar hidup. Hewan melata sekalipun, setiap hari berusaha atau bekerja untuk hidup. Nah, bekerja, berusaha, dan berproses sejatinya adalah kewajiban manusia. Tidak ada sesuatupun yang diciptakan Tuhan langsung berwujud sempurna. Semua berproses menuju titik kesempurnaannya.
Pilihlah atau ciptakanlah ekosistem yang mampu mendukung, mengoptimalkan, dan menyempurnakan potensi-potensi internal diri. Mencari dan menentukan lingkungan pergaulan yang baik akan membantu mencapai kesempurnaan potensi. Banyak ekosistem di sekitar yang dapat diikuti, misalnya lingkungan bisnis, pendidikan, sosial, politik, budaya, dan seni. Masing-masing sangat beragam.
Orang-orang yang berhasil, dan bahkan mampu menjadi pilot peradaban adalah mereka yang di masa sebelumnya telah mampu membaca trend, peluang, tantangan, dan menciptakannya. Katakanlah, facebook, google, android, aple, whatshap, lazada, shopee, gojek, grab, dan lain sebagainya. Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa fenomena saat ini dan mungkin ke depan masih sama yaitu semua jenis pekerjaan berbasis digital, menggantikan mesin.
Ayo-ayo bangkit! Jangan takut gagal, tetapi takutlah tidak melakukan apa-apa pada saat semua orang melakukan apa-apa. Takutlah tidak menikmati apa-apa pada saat banyak orang sudah menikmati hasil kreatifitas/usahanya. Terus mencipatakan, menekuni, dan mengoptimalkan hasil adalah bagian dari seni dalam hidup. Kemampuan mengelola kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada puncaknya akan menghasilkan sesuatu yang membahagiakan.
Kebahagiaan sejatinya harus diciptakan dan diperjuangkan. Sekecil apapun kebahagiaan yang sudah dicapai harus dinikmati dan disyukuri. Setiap kebahagiaan adalah anak tangga. Pada setiap anak tangga terdapat dua wajah; kesombongan dan kesyukuran. Kesombongan memungkinkan seseorang jatuh pada anak tangga paling bawah. Dan, kesyukuran dapat membawa pada puncak anak tangga kebahagiaan. Jadi, ciptakanlah ekosistem dan pilihlah untuk menyempurnakan potensi kemanusiaan yang hakiki. Nah, ekosistem yang mungkin cocok diciptakan sekarang adalah ekosistem digital, selamat mencoba, semoga membahagiakan.#Nur Kholis.