teradesa.com. Mengapa setiap orang memiliki pandangan yang berbeda terhadap sesuatu (obyek) yang sama? Perbedaan pandangan, tentu, akan diikuti dengan perbedaan sikap dan respon/perilaku tentang suatu obyek tersebut. Perbedaan pandangan ini tidak hanya dialami oleh setiap individu manusia. Allah swt, Jin, Manusia, dan para Malaikat pernah mengalami perbedaan pandangan tentang status kekahalifahan Adam as.
Dialog yang berbeda pandangan ini terjadi antara Allah swt dengan Malaikat. “dan (ingatlah) Ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, ‘Aku hendak mejadikan khalifah di Bumi’. Mereka berkata, ‘apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan Kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?’. Dia berfirman, ‘Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. al-Baqarah/2: 30)
Pada ayat-ayat berikutnya, sampai ayat ke 37, menggambarkan dialog/perbedaan pandangan antara Allah swt, Manusia, Jin, dan Malaikat. Gambaran dialog ini seakan Allah swt mengajarkan kepada hamba-Nya bahwa perbedaan pandangan, ide, dan gagasan tentang sesuatu obyek adalah lumrah atau suatu keniscayaan. Tetapi hendaknya perbedaan pandangan tidak diikuti sikap saling meniadakan, merendahkan satu diantara lainnya. Sebagaimana kesombongan Jin, sehingga ia harus menerima hukuman dikeluarkan dari syurga.
Perbedaan pandangan dipengaruhi oleh pandangan dunia (worldview) dari masing-masing individu. Worldview merupakan sandaran dan dasar dari berbagai ideologi. Atau, dapat dikatakan bahwa ia merupakan bentuk dari sebuah kesimpulan, penafsiran, dan hasil dari kajian yang berkenaan dengan alam semesta, manusia, masyarakat, dan sejarah. Berbagai golongan dan individu memiliki pandangan dunia yang berbeda satu sama lain. Ringkasnya, sandaran, asas, dan ideologi dapat dimaknai sebagai pandangan dunia.
Ideologi menentukan sederetan perintah dan larangan; mengajak manusia pada tujuan tertentu, serta menunjukkan jalan yang dapat mengantarkannya kepada tercapainya suatu tujuan. Ideologi menentukan bagaimana seharusnya seseorang bersikap, bertindak, hidup, membina diri dan masyarakat. Ideologi menentukan semua hal tersebut seraya mengatakan, “harus demikian kalian, kalian harus hidup secara demikian, kalian harus jadi demikian, binalah dirimu semacam ini, dan bangunlah masyarakat dengan cara seperti ini”.
Apapun dan bagaimanapun yang dipikirkan seseorang tentang pandangan dunia, maka ideologinya pun akan selalu mengikuti bentuk pandangan dunia tersebut. Misalnya, seseorang yang meyakini bahwa alam semesta dan manusia merupakan materi semata, maka tidak mungkin ia akan memikirkan akan adanya kehidupan setelah kematian (alam keabadian). Jika ia ingin hidup bahagia kelak di akhirat, maka ia harus berberbuat sedemikian rupa, sebagaimana diajarkan dalam islam.
Belanda dapat menguasai Indonesia lebih dari 350 tahun, diantaranya karena masing-masing wilayah tidak memiliki worldview kesatuan bangsa Indonesia. Sehingga masing-masing wilayah dalam kerajaan-kerajaan kecil di kepulauan Indonesia mudah diadudomba. Mendekati tahun 1908 para pemuda intens melakukan komunikasi, gerakan literasi, dan pertemuan untuk menyatukan pandangan, sikap, dan tindakan. Tonggaknya adalah sumpah pemuda. Maka perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia dapat dilakukan secara sinergis.
Seseorang atau kelompok yang memiliki pandangan dunia bahwa Indonesia yang adalah negara besar, kaya dan mandiri. Maka mereka akan memiliki pandangan bahwa pengelolaan negara-bangsa haruslah dilakukan secara mandiri, tidak tergantung pada negara lain. Semua komponen/potensi bangsa dikerahkan untuk kemakmuran yang berkeadilan. Kekayaan alam dan kekayaan sosial (social capital) yang dimiliki bangsa Indonesia haruslah digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan semua golongan.
Demikianlah, ideologi dapat dikatakan merupakan hasil dari pandangan dunia (worldview). Pandangan dunia tidak ubahnya semacam “bangunan bawah” (asas, fondasi) dari suatu pemikiran. Sedangkan, ideologi adalah “bangunan atas” (bentuk) suatu pemikiran. Dalam sistem pemikiran seseorang, ‘pandangan dunia” tidak ubahnya semacam struktur dasar. Sementara, ideologi adalah bangunan atas yang ia dirikan berdasarkan pada berbagai ketentuan dan tuntutan yang ada padanya. Lihatlah, bagaimana fondasi bangunan (rumah) mempengaruhi bentuk rumah secara keseluruhan. Nur Kholis