Penasaran dengan Studi Keislaman? ini Penjelasan Lengkapnya

teradesa.com. artikel kali ini menampilkan bahan ajar studi keislaman. Matakuliah ini merupakan rumpun Institut, yakni semua mahasiswa di UIN Sayyid Ali Rahmatullah, wajib mengikutinya. Penjelasan awal ini matakuliah ini meliputi; pendahuluan, pengertian studi keislaman, ruang lingkup, urgensi mempelajari studi keislaman, obyek-obyek studi keislaman, jenis-jenis kajian, dan penutup.

Pendahuluan

Mata Kuliah ini memberikan pemahaman dan pengertian pada mahasiswa tentang Islam bukan secara normatif semata, melainkan menelaah Islam aktual secara kritis, obyektif, dan sistematis. Kerangka berpikir tersebut pada gilirannya mengantarkan pada pemahaman Islam yang universal, inklusif, dan Islam yang rahmatan li al-‘alamin. Sehingga mahasiswa memiliki aqidah yang kuat dan ibadah yang baik, dan sekaligus memiliki pemahaman Islam yang sebenarnya. Untuk mengantarkan pada kemampuan tersebut, maka kuliah dan diskusi dalam matakuliah ini lebih difokuskan pada pengantar metodologi, prosedur, dan cara kerja dalam mengkaji berbagai fenomena keagamaan Islam, baik Islam sebagai gejala budaya, gejala sosial, maupun gejala kealaman, sehingga memberikan wawasan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan melakukan studi bidang ke-Islam-an.

Pengertian

Mata kuliah studi keislaman sebetulnya merupakan perubahan dari matakuliah materi agama islam (MPAI) yang kemudian menjadi metodologi studi islam (dirasah islamiyah), dan terakhir menjadi studi keislaman. Perubahan nama matakuliah ini sebenarnya tidak hanya sekedar berubah nama, tetapi juga berubah fokus penekanan materinya. Jika pada matakuliah materi pendidikan agama islam (MPAI) penekanan pada materi-materi islam, misalnya tauhid, ushuluddin, al-Qur’an dan al-Hadis, fiqh, sejarah islam, dan tasawuf. Sementara, matakuliah studi keislaman lebih menekankan pada pendekatan dan metode dalam studi keislaman. Dengan demikian materi-materi agama di atas dijadikan sebagai bagian dari obyek studi keislaman.

Studi keislaman berasal dari dua kata, yaitu; studi dan keislaman. Secara etimologi, studi diartikan sebagai penelitian ilmiah, kajian, telaahan . Sedangkan, keislaman diartikan sebagi segala sesuatu yang berkaitan/bertalian dengan agama islam. Dengan demikian secara terminologi, studi keislaman dapat dimakani sebagai usaha, kajian dan/atau penelitian tentang hal-hal yang berkaitan dengan agama islam dan keberagamaan umat islam.

Keislaman dalam konteks ini dibagi menjadi dua, yaitu; islam normatif dan islam historis. Islam normatif adalah nilai-nilai, norma-norma, dan ajaran-ajaran agama islam yang terkandung didalam al-Qur’an dan al-Hadis. Islam normatif juga dapat dimaknai sebagai islam ideal. Islam yang seharusnya diwujudkan oleh umat islam dalam kehidupan kesehariannya, yaitu berakhlak al-karimah baik yang berhubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan alam semesta. Sedangkan islam historis adalah keberagamaan umat islam, atau nilai-nilai dan norma yang dipraktikkan oleh umat islam dalam kehidupan keseharian (dalam berbangsa dan berumat) mulai dari jaman Nabi Muhammad saw sampai dengan sekarang.

Berdasarkan pandangan tersebut, maka mata kuliah ini memberikan wawasan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dalam melakukan kajian, penelaahan, dan penelitian terhadap ajaran-ajaran dan yang seharusnya dipraktikkan umat islam dalam kehidupan kesehariannya. Hasil dari penelaahan dan/atau penelitian diharapkan dapat menghasilkan ilmu pengetahuan, baik kegamaan maupun umum. Hasil penelitian inilah yang disebut sebagai ilmu pengetahuan danteknologi yang bermanfaat bagi kemakmuran masyarakat.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup kajian studi keislaman merupakan bahan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu, sebelum menjelaskan ruang lingkup, terlebih dahulu penulis jelaskan tujuan. Secara umum, tujuan matakuliah studi keislaman adalah; Pertama, mahasiswa menguasai konsep teoritis, holistik, universal, dan inklusif dalam keberagamaan. Kedua, mahasiswa menguasai konsep metodologi dalam memahami Islam, dan Ketiga, mahasiswa mampu mengaplikasikan model-model penelitian teoritis ke dalam praktik akademik.

Tujuan umum tersebut selanjutkan dibreakdown kedalam beberapa aspek capaian pembelajaran. Pertama, sikap dan tata nilai. Pada aspek ini mahasiswa diharapkan; 1) Berperilaku kritis, obyektif dan progresif dalam memahami Islam. 2) Meningkatnya nilai-nilai kebaikan dalam ranah akademik. 3) Meningkatnya wawasan keilmuan, keislaman dan kemanusiaan. 4) Mahasiswa dapat dijadikan contoh (suri tauladan) di tengah-tengah kampus, keluarga, dan masyarakat mengenai studi ilmu keislaman.

Kedua, pengetahuan. Pada aspek ini mahasiswa diharapkan; 1) Memiliki kemampuan memahami dan menghayati penjelasan mengenai manusia, agama dan hubungan antara keduanya, ruang lingkup agama, serta posisinya dalam studi keislaman. 2) Mahasiswa mampu memahami dinamika pemikiran studi keislaman di Barat, di Timur Tengah, dan di Indonesia. 3) Mahasiswa dapat menyebutkan karakteristik, pendekatan dan ruang lingkup studi Keislaman. 4) Mahasiswa dapat menjelaskan perkembangan aliran-aliran dalam Keislaman, baik pada masa klasik sampai era modern ini. 5) Mahasiswa dapat memahami model-model penelitian dan mengaplikasikannya pada analisa gejala-gejala kehidupan.

Ketiga, keterampilan. Pada aspek ini mahasiswa diharapkan; 1) Mampu menerapkan ilmu studi Keislaman dalam akademisi maupun masyarakat pada umumnya. 2) Mampu memilih dan memilah pemikiran-pemikiran Islam yang benar melalui proses penelitian ilmiah. 3) Mahasiswa dapat menganalisa persoalan kehidupan umat dan bangsa dengan konsep keilmuan.

Berdasarkan tujuan pembelajaran matakuliah studi keislaman tersebut, maka ruang lingkup yang akan dikaji mahasiswa dalam satu semester ini, meliputi; Pengantar studi Keislaman, Islam dan ilmu pengetahuan, berbagai pendekatan dalam studi keislaman, berbagai metode dalam mengkaji/studi islam, dan isu-isu aktual dalam studi keislaman. Selanjutnya, ruang lingkup kajian ini dieksplor dan diuraikan di beberapa bab berikutnya.

Urgensi Mempelajari Studi Keislaman

Menarik untuk mengkaji, mengapa kurang lebih separoh masa dakwah Nabi Muhammad saw dihabiskan untuk menguatkan tauhid umat, yakni selama periode Makkah. Begitu urgenkah tauhid bagi cikal bakal tumbuhnya masyarakat berperadaban modern, Islam? Klaim Islam sebagai perdaban modern, sebenarnya bukan tanpa alasan. Ajaran tauhid dalam Islam dapat dimaknai sebagai pembebasan manusia dari keterikatan terhadap benda-benda yang tidak memiliki kekuatan dan mudlorot apapun. Tauhid yang diajarkan dalam Islam lebih mengedepankan bagaimana manusia dengan potensi akal yang diberikan dapat dimaksimalkan untuk memikul tanggung jawab sebagai pemimpin (khalifah) untuk memakmurkan bumi.

Tauhid Islam juga dapat dimaknai sebagai konsep cara berfikir (paradigm) dalam membangun peradaban Islam, untuk menggantikan paradigm jahiliyah. Paradigma yang ditawarkan Islam adalah keseluruhan kalam qauliyah (al-Qur’an) adalah sebagai sumber ilmu pengetahuan. Al-Qur’an dapat diposisikan sebagai “hipotesis” dalam menghasilkan ilmu pengetahuan. Caranya adalah hendaknya umat islam (ilmuwan Islam) melakukan penelitian-penelitian berbasis al-Qur’an. Faktanya memang banyak temuan-temuan mutakhir yang ada penjelasannya dalam al-Qur’an. Sementara, alam jagad raya (sunnatullah) beserta seluruh fenomena alam semesta dan social diposisikan sebagai objek kajian/penelitian. Menghubungkan (melalui penelitian ilmiah) antara alam qauliyah dengan alam semesta dan social (alam kauniyah) akan menghasilkan ilmu pengetahuan baru.

Sering kita mengkerdilkan Islam dengan pemahaman sempit kita tentang Islam. Misalnya pemahaman wilayah Islam hanya pada persoalan moral (akhlak), ubudiyah, sufistik, fiqhiyah, dan sebagainya. Bahkan kita masih mengikuti pandangan yang mendekhotomikan ilmu pengetahuan (ilmu agama vs ilmu umum). Allah swt mengisyaratkan dalam berbagai ayat-ayat-Nya tentang satu kesatuan ilmu pengetahuan (qouliyah dan kauniyah). Nabi saw dalam wasiat terakhirnya telah gamblang menunjukkan bahwa hendaknya umat Islam berpegang pada al-Qur’an dan al-Hadits. Dua peninggalan Nabi saw ini merupakan mu’jizat yang bersifat dinamis sebagai sumber ilmu pengetahuan agar tujuan dibangunnya Islam, untuk melahirkan peradaban modern terwujud.

Keluruhan akhlak yang hendak dibangun dalam ajaran Islam adalah kebaikan pola pikir, pola sikap dan pola perilaku; hubungan ketiganya bersifat resiprokal. Kesalehan individu hendaknya berdampak pada kesalehan sosial, ketajaman berfikir melalui penelitian. Penelitian hendaknya berdampak pada penemuan-penemuan ilmu pengetahuan, penemuan-penemuan ilmu pengetahuan hendaknya berdampak pada semakin modern-bermartabat keseluruhan peradaban dunia. Modernisasi peradaban hendaknya dibangun di atas pondasi keluruhan akhlak, karena jika tidak, maka peradaban itu tidak berdampak pada semakin makmurnya kehidpuan masyarakat-bangsa.

Obyek Studi Islam

Keseluruhan aspek-aspek agama Islam dapat diposisikan sebagai objek penelitian atau studi keislaman. Pertama; Manuskrip, merupakan naskah hasil karya para ilmuwan islam, buku-buku tafsir, mustholah hadits, kitab-kitab tentang sufistik, tasawuf, buku fiqh, kumpulan hadits, dll, atau bahkan dapat meneliti langsung naskah al-Qur’an dan al-Hadits.

Kedua, para tokoh Islam. Banyak tokoh Islam yang menarik untuk diteliti, mulai dari jaman sahabat, tabiit, tabiin; tokoh jaman kerajaan awal, pertengahan, dan mutakhir. Atau juga dapat meneliti tokoh-tokoh Islam di Indonesia mulai jaman penjajahan sampai saat ini. Tokoh agama dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu; kelompok yang sudah meninggal dan kelompok yang masih hidup. Penelitian tokoh dimaksudkan meneliti tentang pandangan dan gagasannya tentang sesuatu tema. Kelompok tokoh yang masih hidup dapat dilakukan penelitian/wawancara secara langsung, sementara tokoh-tokoh yang sudah meninggal dapat mengkaji (penelitian kajian pustaka) terhadap hasil karyanya.

Ketiga, organisasi-organisasi keagamaan. Di Indonesia banyak organisasi keagamaan/kemasyarakatan yang dapat diteliti, misalnya NU, Muhammadiyah, persis, HTI, alirsyad, LDII, Persis, Nahdlatul Wathan, dll; organisasi kepemudaan-Islam, seperti; Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Pelajar Islam Indonesia (PII), pemuda muhammdiyah, IPPNU, dll; kelompok-kelompok kegiatan keagamaan, misalnya thariqat-tahriqat islam, majlis dzikir, dll. Organisasi perempuan Islam, dan/atau organisasi sosial dibawah naungan ormas islam.

Keempat, Tempat-tempat ibadah islam. Dinamika bentuk bangunan masjid, mushola, surau-surau, ornament tempat ibadah, tempat-bersejarah ibadah, dll. Selain tempat ibadah, tempat-tempat pengembangan keilmuan islam juga dapat dimasukkan ke dalam kategori ini; misalnya madrasah, dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya.

Kelima, alat-alat keagamaan. Diantaranya; bedug, rebana, alat music keislaman, dan semua alat-alat keagamaan lainnya yang serupa. Dan, keenam, isu-isu mutakhir atau aktual yang berkaiatan dengan agama dan bangsa. Isu-isu ini sebenarnya mengkaji peran agama dalam kehidupan kebangsaan dan keumatan.

Jenis-Jenis Kajian

Studi keislaman menggunakan pendekatan, jenis, dan metode penelitian ilmiah pada umumnya. Pendekatan penelitian dapat memilih; pendekatan ilmiah dengan jenis penelitian kuantitatif, atau menggunakan pendekatan alamiah-penelitian kualitatif. Jenis-jenis penelitian yang dapat diimplementasikan dalam studi keislaman diantaranya adalah; jenis penelitian kuantitatif, kualitatif, studi pustaka/kajian literer, penelitian eksperimen, dan penelitian action-research. Penentuan pendekatan dan jenis penelitian keislaman tergantung dari obyek, dan focus penelitian/kajiannya.

Penutup

Studi Keislaman adalah penelitian, kajian, dan penelitian secara sungguh-sungguh untuk menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Obyek kajian studi keislaman, meliputi; manuskrip, tokoh, pemikiran tokoh, tempat-tempat dan alat bersejarah yang berkaitan dengan perjuangan dakwah Islam, termasuk isu-isu mutakhir yang berkaitan dengan islam dan keberagamaan umat Islam. Tujuan dan ruang lingkup matakuliah ini meliputi aspek tata nilai, pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Oleh karenanya, materi dikembangkan mulai dari memperkenalkan konsep, teori dalam studi keislaman, pendekatan, model-model penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli di bidang studi keislaman, dan isu-isu mutakhir atau aktual dalam islam. #Nur Kholis

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top