Pendekatan Sejarah dalam Studi Islam

teradesa.com. Pendekatan dalam kamus besar Bahasa Indonesia memiliki pengertian sebagai usaha dalam rangka aktifitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang ditelili, atau metode-metode untuk mencapai pengertian masalah yang diteliti. Kata historis berasal dari Bahasa inggris history yang artinya sejarah atau peristiwa.

Secara umum dapat dimengerti bahwa pendekatan historis merupakan penelaahan serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis. Atau dengan kata lain yaitu penelitian yang mendeskripsikan gejala, tetapi bukan terjadi pada waktu penelitian yang dilakukan.

Sedangkan secara sempit pendekatan historis adalah meninjau suatu permasalahan dari sudut tinjauan sejarah dan menjawab permasalahan serta menganalisisnya dengan menggunakan metode analisis sejarah. Sejarah atau historis adalah studi yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa atau kejadian masa lalu yang menyangkut kejadian dan keadaan yang sebenarnya. Pendekatan kesejarahan ini sangat dibutuhkan dalam memahami agama, karena agama itu sendiri turun dalam situasi yang konkret bahkan berkaitan dengan kondisi sosial kemasyarakatan.

Pendekatan sejarah bertujuan untuk menentukan inti karakter agama dengan meneliti sumber klasik sebelum dicampuri yang lain. Dalam menggunakan pendekatan ini, peneliti dapat menyajikan secara detail dari situasi sejarah tentang sebab akibat dari suatu persoalan agama. Tujuan pendekatan historis adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan, serta mensistesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.

Penyajian hasil penelitian yang menggunakan pendekatannya ini membahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, obyek, latar belakang, dan pelaku peristiwa tersebut. Melalui pendekatan sejarah pembaca diajak menukik di alam idealis ke alam yang bersifat imprealis dan mendunia. Oleh karena itu, seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau keselarasan dalam alam idealis dan yang ada alam emperis dan historis. Pendekatan historis sangat dibutukan dalam pengkajian studi islam karena studi islam turun dalam situasi yang konkrit dengan kosndisi social kemasyarakatan.

Sebagai contoh, ketika mempelajari Al Quran bahwa pada dasarnya kandungan al-Quran itu berisi konsep-konsep dan kisah sejarah, maka bagian kedua ini berisi kisah dan perumpamaan al-Quran ingin mengajak dilakukannya perenungan untuk memperoleh hikmah. Peneliti mengajak seseorang untuk memasuki keadaan untuk memasuki peristiwa, dari sinilah seseorang tidak akan memahami agama keluar dari kontek historisnya. Ketika seseorang ingin mempelajari al-Quran, maka seseorang harus memahami sejarah turunnya al-Quran atau kejadian-kejadian yang mengiringi turunnya AlQuran yang biasa disebut Asbabul Nuzul

Terdapat dua teori yang digunakan dalam pendekatan historis, yakni; Idealist Approach dan Reductionalitst Approach. Idealist approach adalah seorang peneliti berusaha memahami dan menafsirkan fakta sejarah dengan mempercayai secara penuh fakta yang ada tanpa keraguan. Sedangkan reductionalitst  approach adalah seorang peneliti yang berusaha memahami dan menafsirkan fakta sejarah dengan penuh keraguan. Selain itu, tiga teori lain yang penting di untuk pahami dengan pendekatan sejarah, yakni:

Diakronik

Diakronik dalah penelusuran sejarah dan perkembangan satu peristiwa atau kejadian yang sedang diteliti. Misalnya kalau sedang meneliti konsep  riba, menurut Muhammad Abduh diakroninya adalah harus lebih dahulu membahas kajian-kajian orang-orang sebelumnya yang pernah membahas tentang riba.

Sinkronik

Sinkronik adalah kontekstualisasi kehidupan sosial yang mengitari fenomena yang sedang diteliti. Kembali pada contoh konsep riba Muhammad ‘Abduh, maka sosial kehidupan Muhammad ‘Abduh dan sosial kehidupan tokoh-tokoh yang pernah membahas fenomena yang sama juga harus dibahas.

Sistem nilai

Sistem nilai adalah sistem nilai atau budaya sang tokoh dan budaya dimana dia hidup. Maka penelitian dengan teori diakroni, sinkroni dan sistem budaya adalah penelitian yang menelusuri latar belakang dan perkembangan fenomena yang diteliti lengkap dengan sejarah sosio-historis dan nilai budaya yang mengitarinya. Maka wajar kalau alat analisis ini lebih dikenal sebagai alat analisis sejarah dan atau sosial (sosiologi)

Ruang Lingkup

Agama islam secara umum dapat dipahami sebagai keyakinan dan kepercayaan yang didasarkan pada Al-Qur’an sebagai wahyu Allah dan Hadits yang merupakan sabda-sabda nabi Muhammad SAW. Kepercayaan ini kemudian dikembangkan menjadi pandangan hidup bagi para pemeluk-pemeluknya dengan lantaran pemikiran-pemikiran para ulama dan nantinya berkembang menjadi keberagama faham, komunitas, tindakan, dan lingkungan. Namun, objek penelitian agama dalam perspektif sejarah akan lebih mudah dengan didasarkan periode sejarah peradaban Islam sebagaimana yang dilakukan para ahli.

Sejarah islam selama lebih dari empat belas abad terus dikaji dari berbagai sudut pandang (perspektif). Secara material, peristiwa-peristiwa yang garis besar menyangkut masalah-masalah ajaran, pemikiran, politik, social, ekonomi, budaya, dan sebagainya itu bisa menjadi objek kajian sejarah islam. Metode sejarah adalah seperangkat aturan atau prinsip-prinsip dasar yang sistematis untuk proses pengumpulan data atau sumber-sumber, menafsirkan serta menyajikan secara sintesis dalam bentuk sebuah cerita atau peristiwa. Pendekatan historis dapat ditempuh dengan cara:

Penentuan topik

Penentuan topik didasarkan pada problematika ilmiah pada sejarah. Kemudian, berisi proposal penelitian yaitu masalah yang akan diliti kerangka metodologis, dan Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk penelitian.

Heuristik

Tahap ini dilakukan dengan sumber sejarah yang akurat, autentik, dan kredibel sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, termasuk menyeleksi sumber sejarah berdasarkan relevansi penelitian yang dilakukan, sehingga sumber yang tidak relevan dapat diabaikan saja.

Verifikasi

Verifikasi dibagi menjadi dua, yakni; eksternal dan internal. Kritik eksternal itu untuk menguji otensitas atau keaslian suatu sumber. Sedangkan, kritik internal digunakan untuk menguji kredilibitas dan reabilitas suatu sumber.

Interpretasi

Proses analisis terhadap fakta-fakta sejarah dan proses penyusunan fakta-fakta tersebut, fakta sejarah agama haruslah objektif.

Historiografi

Penulisan sejarah agama didasarkan kerangka penulisan yang sudah dipersiapkan penulis, berdasarkan pola yang dikembangkan secara urut waktu atau periodisasi. Pemaparan fakta sejarah agama dapat ditempuh secara induktif dan deduktif.

Pendekatan sejarah ini sangat amat penting gunanya untuk memahami agama. Karena, agama itu sendiri turun dari situasi yang konkret dan berkaitan dengan kondisi social masyarakat. Melalui pendekatan sejarah ini seseorang diajak untuk memasuki keadaan yang sebenarnya yang berkaitan dengan suatu peristiwa. Seseorang yang ingin memahami Al-Qur’an atau mengkaji kejadian-kejadian yang mengiringi turunnya Al-Qur’an.

Penulis: Ema Lailya Alda Ningrum (16), Farin Nadia Choirunnisak (18), Fina Sabrina Rahmawati (19), Ghefira Rifatul Maulida (20), Hilya Qonita Putri R. (21), Mohammad Fahrun Nada (36).

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top