Pendekatan Sosiologis

0
2442

teradesa.com. Penilaian dari berbagai pendapat yang tidak objektif membuat berbagai kalangan dirugikan dengan sebutan-sebutan yang tidak dipahami. Dalam pembahasan ilmu pengetahuan di bumi ini terdapat beberapa persoalan yang menjadi dilematika yang dianggap sulit bagi manusia. Problematika ini penting untuk dikemukakan karena disebabkan oleh adanya beberapa kajian yang masih menyimpan sejumlah masalah dalam mengadakan studi islam secara netral dengan menggunakan pendekatan-pendekatan secara ilmiah.

Banyak proses penelitian yang masih belum dapat diklarifikasikan dalam bentuk yang sempurna dari beberapa perspektif yang bersifat lebih subjektif. Di satu pihak, para ilmuan dituntut agar dapat memahami agama dalam orientasi akademik. Pada pihak yang lain, mereka harus menjaga nilai transendental dari agama tersebut. Oleh karena itu, sangat penting untuk membahas keilmuan yang berkenaan dengan pendekatan-pendekatan sosiologis. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam berbagai aspek pendapat. Selain itu, juga agar tidak hanya memaknai pembahasan kajian dalam agama yang hanya terfokus kepada hal yang bersifat normatif-dogmatif.

Berdasarkan argemtansi tersebut, maka pembahasan mengenai implementasi metode sosiologis dalam kajian studi islam ini menjadi penting. Tujuannya adalah untuk memberikan makna keberislaman yang komprehensif. Selain itu, diharapkan memancing timbulnya beragam penelitian terhadap obyek-obyek/fenomena sosial kemasyarakatan berbasis nilai-nilai dan/atau ajaran Islam. sehingga, Islam dapat dipahami sebagai agama yang selalu relevan dengan dinamika perkembangan zaman.

Sebelum membahas pendekatan studi islam secara sosiologis, terlebih dulu membahas apa itu sosiologi sendiri. Sosiologi berasal dari bahasa latin yaitu socius yang berarti kawan, teman. Sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan. Sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Sosiologi mempelajari masyarakat meliputi gejala-gejala sosial, struktur sosial, perubahan sosial dan jaringan hubungan atau interaksi manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

Pitirim Sorokin mengungkapkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan dengan gejala non-sosial. Dan, yang terakhir sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.

Pendekatan sosiologis dalam studi Islam merupakan pendekatan atau suatu metode yang pembahasannya pada suatu objek yang dilandaskan pada masyarakat. Objeknya adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antara manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat berdasarkan nilai-nilai, norma, dan ajaran Islam. Islam dijadikan tolok ukur keberfungsiannya kehidupa keseharian masyarakat.

Terdapat beberapa ciri khas dari pendekatan sosiologis dalam studi Islam, diantaranya; Pertama. Pendekatan komparatif. Pendekatan komparatif adalah pendekatan yang melihat manusia dengan pandangan yang luas. Tidak hanya masyarakat yang terisolasi atau hanya dalam tradisi sosial tertentu saja. Termasuk, membandingkan antara norma Islam dengan realitas praktik kehidupan masyarakat.

Kedua, pendekatan holistik. Pendekatan holistik adalah pendekatan yang didasarkan pada suatu pendapat bahwa masyarakat itu bisa diselidiki sebagai suatu keseluruhan. Sosiologi dalam hal ini mencoba mencakup keseluruhan ruang lingkup dari segala sesuatu yang berhubungan dengan kemanusiaan sampai kepada generalisasi-generalisasi.

Teori Sosial: Dasar Pendekatan Sosiologis dalam Studi Islam

Minimal ada tiga teori yang bisa digunakan dalam penelitian, yaitu: teori fungsional, teori interaksional, dan teori konflik. Tapi, ada juga yang menambahkan dua teori lainnya, yaitu teori peranan dan teori kepentingan.

Pertama, Teori Fungsional. Merupakan teori yang mengasumsikan bahwa masyarakat sebagai organisme ekologi yang mengalami perubahan. Semakin besar pertumbuhan yang terjadi, maka semakin kompleks pula masalah-masalah muncul. Pada gilirannya akan membentuk kelompok-kelompok atau bagian-bagian tertentu yang mempunyai fungsi sendiri. Setiap unsur di masyarakat memiliki peran dan fungsi sehingga masyarakat tampak harmonis, kompak, equilibrium.

Kedua, teori interaksional. Teori ini dididasarkan pada suatu pandangan bahwa prinsip-prinsip yang mengembangkan bagaimana individu menyikapi sesuatu atau apa saja yang ada di lingkungan sekitarnya, memberikan makna pada fenomena tersebut berdasarkan interaksi sosial yang dijalankan dengan individu lain. Makna tersebut difahami dan dimodifikasi oleh individu melalui proses interpretasi atau penafsiran yang berhubungan dengan hal-hal yang dijumpainya.

Ketiga, teori konflik. Teori ini yang percaya bahwa manusia memiliki kepentingan dan kekuasaan yang merupakan pusat dari segala hubungan Nilai dan gagasan-gagasan yang selalu digunakan untuk melegimitasi kekuasaan yang merupakan pusat dari segala hubungan manusia.

Obyek-Obyek Studi Islam dalam Pendekatan Sosiologis

Pertama, Studi tentang pengaruh agama terhadap perubahan masyarakat. Studi Islam dalam bentuk ini mencoba memahami seberapa jauh pola-pola budaya masyarakat (seperti menilai sesuatu itu baik atau buruk) berlandaskan pada nilai-nilai agama. Seberapa jauh struktur masyarakat (seperti supremasi kaum lelaki) berpangkal pada ajaran tertentu suatu agama. Seberapa jauh perilaku masyarakat (seperti pola konsumsi atau berpakaian masyarakat) berpangkal pada ajaran tertentu dalam suatu agama.

Kedua, studi tentang pengaruh struktur dan perubahan masyarakat terhadap pemahaman ajaran agama atau konsep keagamaan. Seperti; letak geografis antara Basrah dan Mesir melahirkan qaul qadim dan qaul jadid oleh Imam Syafi’i. Bagaimana fatwa yang dilahirkan oleh ulama yang dekat dengan penguasa tentu berbeda dengan ulama independen yang tidak dekat dengan penguasa hal tersebut terjadi karena ada perbedaan struktur sosial.

Ketiga, studi tentang tingkat pengalaman beragama masyarakat, studi ini dapat digunakan untuk mengevaluasi pola penyebaran agama dan seberapa jauh ajaran agama itu diamalkan. Studi evaluasi tersebut juga dapat diterapkan untuk mengujicoba dan mengukur efektifitas suatu program. Misalnya seberapa besar dampak penerapan UU No. 1 Tahun 1974 dalam mengurangi angka perceraian.

Keempat, studi tentang gerakan masyarakat yang membawa paham yang dapat melemahkan atau menunjang kehidupan beragama.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan sosiologi yaitu pendekatan atau suatu metode yang pembahasannya mencakup suatu objek yang dilandaskan pada masyarakat, berfokus pada interaksi antara agama dan masyarakat. Sehingga yang diharapkan nanti mampu memberikan konstribusi dalam menjawab fenomena-fenomena keberagamaan masyarakat dalam konteks perilaku sosial masyarakat.

Penulis: Khoirun Nikmah, Khabibatuzzahro, Khoirun Nisa, Laili, Lia Fatimatuzzahro, & Muhammad Jabir Munawar

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here