teradesa.com. Islam memang berbeda dengan agama lain. Islam melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, maka agama Islam adalah wahyu dari Tuhan. Jadi Islam bukan kebudayaan, akan tetapi menimbulkan kebudayaan. Kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam.
Peradaban islam memiliki sejarah perkembangan yang sangat panjang, dalam buku sejarah perkembangan peradaban islam karya Dr. Syamruddin Nasution M.Ag sejarah Islam menurut Nourozzaman Shiddiqy di bagi menjadi 3 periode : “ pertama adalah periode Klasik ( 650 – 1258 M), kedua periode Pertengahan ( di tandai dengan jatuhnya baghdad sampai penghujung abad ke-17 M ), yang ketiga yaitu periode Modern (1800-sekarang)”.
Periode Klasik (Tahun 650-1258 M)
Pada masa ini pusat pemerintahan hanya ada satu ini merupakan masa kemajuan, keemasan dan kejayaan islam, di bagi menjadi dua fase. Pertama yaitu fase ekspansi, integrase dan pusat kemajuan dan yang kedua yaitu fase disintegrasi.
Fase pertama yaitu fase ekspansi, integrase dan pusat kemajuan ini berlangsung sekitar pada tahun 650 – 1000 M dengan daerah penyebaran islam yang makin meluas melalui afrika utara sampai spanyol di bumi bagian barat, juga melalui Persia sampai ke india di bumi bagian timur. Daerah daerah itu tunduk pada kekuasaan Islam. Pada masa ini pulalah, perkembangan ilmu pengetahuan baik dalam bidang agama, Bahasa maupun umum dan kebudayaan serta peradaban Islam mencapai puncaknya.
Di era ini juga muncul ulama ulama besar seperti, Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i dan Imam Ibn Hanbal dalam Bidang Fiqh. Imam Al- Asy’ari, Imam Al- Maturidi, Wasil Bin ‘Ata’, Abu Huzail, Al- Nazzam dan Al- Juba’I dalam Bidang Teologi. Zunnun Al- Mishri, Abu Yazid Al Busthomi dan Al- Hallaj dalam Bidang Tasawwuf. Al-Kindi, Al- Farabi, Ibn Sina dan Ibn Miskawaih dalam Bidang Falsafat. Ibn Hayyam, Al- Khawarizmi, Al- Mas’udi dan Al- Razi dalam Bidang Ilmu Pengetahuan dan lain lainnya.
Fase yang kedua yaitu fase disintegrasi masa ini berlangsung pada kurun waktu 1000 -1250 M. Pada masa ini mulai mengalami kemunduran, keutuhan umat islam dalam bidang politik mulai pecah. Di tandai dengan kekuasaan khalifah menurun dan akhirnya Baghdad bisa di rampas dan di hancurkan oleh Hulagu Khan pada tahun 1258 M. Pada masa ini pusat pemerintahan hanya ada satu dan Khalifah sebagai lambang kesatuan politik umat islam hilang.
Periode Pertengahan (1250-1800)
Periode pertengahan sering disebut dengan istilah masa kemunduran. Pada periode ini juga terdapat dua fase, yaitu fase kemunduran dan fase kebangkitan oleh tiga kerajaan besar.
Awal kemunduran peradaban Islam dimulai saat Bagdad, yang merupakan ibu kota Bani Abbasiyah dan pusat peradaban Islam, diserang dan dihancurkan oleh tentara Mongol pimpinan Hulagu Khan pada 1258. Tentara Mongol pimpinan Hulagu Khan menyerang Bagdad setelah Khalifah Bani Abbasiyah saat itu, Al-Mu’tashim, menolak menyerah. Invasi yang dilakukan Hulagu Khan berlangsung brutal dan terjadi pembantaian lebih dari satu juta penduduk Bagdad. Tindakan brutal ini menghancurkan peradaban Islam, baik secara fisik, psikis, sosial, politi, dan kultural. Jatuhnya Bagdad ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri.
Kekhalifahan Abbasiyah, tetapi juga menjadi awal kemunduran peradaban Islam karena pusat keilmuan Islam telah hancur. Setelah menguasai Baghdad dan Persia, tentara Mongol kemudian bergerak ke Mesir untuk menaklukkan Dinasti Mamluk atau Mamalik yang saat itu berkuasa. Namun usaha tentara Mongol gagal dalam pertempuran di Ain Jalut yang terjadi pada 15 Ramadhan atau 13 September 1260. Setelah itu, hingga 85 tahun kemudian, dunia Arab, dikuasai oleh bangsa Mongol di bawah pemerintahan Dinasti Ilkhan, yang kehadirannya semakin membawa kehancuran dan kemunduran dunia Islam.
Di masa suram peradaban Islam, ada penguasa Dinasti Hulagu Khan atau Dinasti Ilkhan yang memperhatian ilmu pengetahuan, yaitu Mahmud Ghazan (1295-1305). Mahmud Ghazan adalah Raja Ilkhan pertama yang beragama Islam, sehingga mau membangun kembali peradaban Islam dengan mendirikan beberapa perguruan tinggi untuk mazhab Syafi’i dan Hanafi. Selain itu, Mahmud Ghazan juga membangun perpustakaan, laboratorium penelitian, dan beberapa gedung umum lainnya.
Meski demikian, Dinasti Ilkhan pada akhirnya terpecah menjadi beberapa kerajaan kecil, seperti Kerajaan Jaylar di Baghdad, Kerajaan Salghari di Fars, dan Kerajaan Muzaffari. Menjelang akhir abad ke-14, Dinasti Ilkhan berada di bawah kekuasaan Timur Lenk, yang lebih kejam dari pendahulunya dan selalu melakukan penaklukan dengan pembantaian serta menghancurkan fasilitas-fasilitas Islam.
Peradaban Islam Mesir dan Spanyol pada masa Abad Pertengahan Islam, peradaban Islam di Mesir dikuasai oleh Dinasti Mamluk, yang mengalami kemajuan di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, ilmu pengetahuan, budaya, filsafat, dan arsitektur. Perkembangan ilmu pengetahuan ini kemudian melahirkan beberapa ilmuwan besar, seperti Ibnu Khaldun, Ibnu Khalikan, Ibnu Taghribardi, Nasir Al-Din Al-Tusi, Abu Al-Faraj, Abu Hasan Ali Al-Nafis.
Meski tercatat pernah menghancurkan tentara Mongol dan pasukan Salib, dinasti ini akhirnya hancur. Sikap pemimpin dan gaya hidup yang royal serta tidak memperhatikan pada perkembangan kerajaan membuat Dinasti Mamluk runtuh. Di Spanyol, peperangan terjadi antara dinasti-dinasti Islam dengan raja-raja Kristen. Ketika dinasti-dinasti Islam sibuk berseteru, raja-raja Kristen bersatu, sehingga para penguasa Islam pun dikalahkan.
Pada awal abad ke-17, kejayaan Islam di Spanyol pun resmi berakhir. Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkan Islam mengalami kemunduran pada tahun 1250-1800. Kurangnya rasa tanggung jawab para pemimpin negara akan pentingnya menjaga wilayah kekuasaan yang luas, Persoalan penduduk yang heterogen menyulitkan penyatuan dalam negara.
Lemahnya sikap para pemimpin negara Krisis ekonomi yang dialami oleh negara Islam. Merosotnya moral para pemimpin yang berpengaruh pada kedaulatan negara. Tidak ada perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi Konflik antara kerajaan Islam dengan Kristen Sistem peralihan kekuasaan yang menimbulkan perselisihan antar umat Islam.
Setelah Masa Kemunduran, umat Islam di wilayah lain masih berusaha bangkit, dibuktikan dengan keberadaan tiga dinasti besar. Tiga dinasti besar yang dimaksud yaitu, Turki Utsmani di Turki (1288-1924), Dinasti Safawiyah di Persia (1501-1736), dan Dinasti Mughal di India (1526-1857). Periode ini kerap disebut masa Tiga Kerajaan Besar, yang berdiri sebagai simbol kebangkitan peradaban Islam setelah runtuhnya Bagdad. Turki Utsmani bersama dengan Safawiyah dan Mughal menjadi pilar kebangkitan peradaban Islam.
Meski demikian, eksistensi ketiganya tidak berlangsung lama, di mana Safawiyah dan Mughal terlebih dahulu runtuh pada abad ke-18. Tiga kerajaan besar tersebut runtuh akibat persoalan internal pemerintahan, yang disebabkan merosotnya moral para pemimpinnya. Kejayaan Islam pada tiga kerajaan besar masih bisa disaksikan hingga kini. Peninggalan tersebut bisa disaksikan dalam bentuk arsitek di Istanbul, Iran dan Delhi.
Masa Modern (1800-sekarang)
Islam merupakan agama yang rahmatan lil’aalamiin, agama Islam memberikan kebebasan untuk setiap umatnya dalam mengekspresikan diri dengan tetap memperhatikan kaidah ajaran Islam. Perjalanan sejarah peradaban Islam dimulai pada Islam masa klasik, masa pertengahan, dan masa modern hingga sekarang. Hal ini menunjukkan bahwa setiap saat umat Islam berposisi sebagai pemberi motivasi dan pembaru bagi masyarakat.
Islam pada masa modern dimulai pada abad ke-19 yang ditandai dengan kemerdekaan negara-negara Islam serta munculnya tokoh-tokoh pemikir dari umat Islam. Pada masa ini juga sebagai masa kebangkitan Islam kembali, setelah peradaban direbut oleh peradaban barat.
Sebelum abad ke-19, Eropa berhasil menguasai peradaban dunia Islam, dengan ini muncul kesadaran dari umat Islam bahwa peradaban sudah mulai dikuasai Eropa. Oleh karena itu, ulama muncul dengan gagasan-gagasan luar biasa yang bertujuan memajukan kembali peradaban Islam.
Namun, pemikiran ulama pada masa modern ini bukan sebuah doktrin, tetapi pemikiran-pemikiran ulama tersebut hanya sebatas gagasan yang relatif masih menerima perubahan dan pengurangan agar umat Islam tetap bisa mengembangkan gagasan-gagasan yang kemudian disesuaikan dengan keadaan Islam saat ini.
Tokoh-tokoh pemikir pada masa peradaban Islam modern abad ke-19 antara lain; Muhammad bin Abdul Wahab, Syah Waliyullah Muhammad Ali Pasya, Al Tahtawi, Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Rida, Sayyid Akhmad Khan, Sultan Mahmud II, Muhammad Iqbal. Tokoh-tokoh ini dapat disebut sebagai tokoh pembaharu Islam.
Perkembangan budaya Islam pada masa modern berkembang ke arah yang lebih maju. Hal ini dapat dipelajari dari berbagai negara yang mayoritas berpenduduk umat Islam. Dalam perkembangannya, kebudayaan Islam maju dalam tiga sektor, yaitu arsitektur, sastra dan kaligrafi.
Dalam bidang arsitektur, tidak hanya memabantu pembangunan dalam hal keagamaan seperti masjid, makam, madrasah, tetapi juga membantu melayani kepentingan sekuler, seperti jalan raya, pasar, istana, rel kereta api dan lain-lain. Dalam hal ini bisa dilihat dari pembangunan Masjidil Haram yang sampai saat ini masih terus dibangun dan diperbaiki, agar setiap umat Islam yang beribadah di Masjidil Hram dapat merasa nyaman.
Dalam bidang sastra, para ulama muncul dengan karya sastra Islami. Hal ini dapat dilihat dari salah satu tokoh filsafat yaitu Muhammad Iqbal yang mengungkapkan filsafatnya dalam bentuk puisi dengan menggunakan bahasa Urdu dan Persia.
Dalam bidang kaligrafi sangatberkembang pesat ke seluruh pelosok dunia, khusunya negara-negara yang berpenduduk Islam.hal ini bisa dilihat dari hiasan-hiasan di masjid, hiasan rumah, alat rumah tangga dan lain-lain. Kebudayaan umat Islam pada masa pembaharuan berkembang sangat maju. Hal ini muncul dari imperialisme Eropa ke dunia Islam yang menjadi pemicu kesadaran umat Islam untuk bangkit dari keterpurukan.
Penulis: Noviana Oktavia, Ryas Izzul Hilmi Ali, & Nazhifatul Ulfah