Menjelang Ujian Semester, Begini yang dilakukan Masisir al-Azhar

0
719

Tanggal 15 Maret 2021 adalah hari terakhir aku ujian termin satu. Ujian pertama di al Azhar ini ada lima mata kuliah (maddah) di jurusan Syariah Islamiyah tingkat satu. Uniknya, lima maddah ini tuntas dalam waktu lama, yaitu 15 hari. Karena dalam satu pekan hanya ujian dua maddah. Jadi ada waktu panjang untuk persiapan ujian pada tiap maddah-nya.

Ada banyak tahapan belajar yang harus lalui masisir sampai ujian. Yang sering ditempuh oleh masisir, diantaranya; Pertama, memahami pembelajaran (muhadoroh) di kelas bersama dukturoh. Kedua, mengikuti bimbingan belajar bersama kakak kelas, ustadz Indonesia, atau ustad-ustadzah Mesir. Ketiga, membuat ringkasan (talkhisan). Keempat, menghafalkan materi. Bisa juga sih dengan sekedar memahami materi, sudah bisa jawab soal ujian, tapi itu tergantung pribadi masing-masing.

Hal yang masyhur di masisir, katanya ujian al-Azhar itu ujian langit. Ujian yang tidak bisa ditebak, dan sangat sangat tidak bisa dianggap enteng. Pas kita ngerasa bisa ngerjain lumayan sempurna, ternyata hasilya jelek. Pas kita ngerasa gabisa, ternyata nilainya bagus. Begitulah, banyak faktor X di ujian al Azhar. Kakak kelas selalu bilang, bersihkan hati, minta maaf dan doa pada orang tua (keluarga), dan semua teman. Jangan merasa bisa, jangan lupa kerjaannya diteliti hati-hati.

Di lembar jawaban, kebanyakan kita pake pembukaan (muqoddimah) sebelum pengerjaan soal, dan diakhiri dengan hamdalah dan terima kasih kepada dukturoh, itu jika soal berupa esai. Ada juga beberapa maddah menggunakan soal bentuk pilihan ganda, biasanya untuk tingkat pertama. Kalo kayak gini, koreksi melalui komputer. Sama seperti di Indonesia, membuat bulatan-bulatan di abjad lembar jawaban . Bedanya kalau di Indonesia memakai pensil, di sini memakai bolpoin, bisa warna hitam atau biru. Jika soalnya berbentuk esai maka bolpoin wajib berwarna biru. Begitulah penulisan tangan yang resmi di Mesir, dalam urusan apapun itu, harus memakai bolpoin warna biru.

Keren juga koreksian ujian di al Azhar, nama peserta yang tercantum dilembar jawaban bakal disobek sebelum dikoreksi dukturoh. Jadi dukturoh cuma bisa lihat nomor peserta (roqm julus). Setelah dikoreksi, baru ada team sendiri yang mencocokkan nomor ujian dengan nama mahasiswa untuk direkap nilai. Tujuannya adalah menghindari kemungkinan pilih kasih nilai dari dukturoh terhadap mahasiswa. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa terkadang memang ada mahasiswa yang dekat dengan dukturoh tertentu. Jadi penilaian benar-benar adil dan transparan.

Ujian dengan Lembar Jawab Komputer (LJK) di al-Azhar sebenarnya masih sangat asing dikalangan mahasiswa Mesir. Mereka perlu dijelaskan sampai dukturoh-pun membuat video tata cara pengisian LJK. Hal yang sulit lagi bagi mahasiswa Mesir adalah maddah bahasa Inggris. Bahkan ada yang sampai nangis kesusahan karena belajar bahasa Inggris, wkwkwkw. Padahal di sisi lain, bagi masisir bahasa Inggris adalah penolong nilai untuk maddah lain. Agar setidaknya ketika pengambilan nilai diakhir, ada maddah yang nilainya bisa bagus banget. Bagi masisir materi bahasa Inggris alhamdulillah sangat mudah, seperti pelajaran di SMP dulu. #Nabila

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here