teradesa.com. Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Budi Arie Setiadi, menjelaskan bahwa program prioritas desa utamanya pada era pandemic corona, 2021 meliputi beberapa hal, diantaranya; Pembentukan, pengembangan, dan revitalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). BUMDes diharapkan menjadi badan independen yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Saat ini, setiap desa di Indonesia sudah memiliki BUMDes. Berdasarkan instrumen cek kesehatan usaha (CKU), sebagaimana terlihat di laman Bumdes.id, terdapat 1221 BUMDes yang telah mengisi CKU. 577 diantaranya masuk kategori BUMDes rintisan, 440 BUMDes berkembang, dan 184 BUMDes maju.
BUMDes memiliki kewenangan untuk mengembangkan usaha bisnis yang sesuai dengan potensi desa. BUMDes Kendalbulur, Kalidawir, Tulungagung misalnya sukses membuat Nangkula Park. Pembuatan obyek wisata desa ini dimotori oleh kepala desa, Anang Mustafa. Nangkula Park berhasil merekrut 43 tenaga kerja, dan setiap akhir pekan dikunjungi oleh 1000 sampai dari 2000 orang.
Menurut Rudy Suryanto, founder Bumdes.id, bahwa keberhasilan BUMDes Larasati Kendalbulur, Tulungagung hendaknya dapat direplikasi oleh BUMDes-BUMDes lainnya. Namun demikian, ia mengingatkan bahwa saat ini BUMDes menghadapi lima permasalahan utama.
Lima permasalahan ini hendaknya dapat dipecahkan secara kolaboratif diantara semua stakeholders BUMDes. Lima permasalahan yang dimaksud adalah; masalah kelembagaan, model bisnis, tata kelola manajemen, pengelolaan sumber daya, dan pengendalian.
Berdasarkan penelusuran team teradesa.com, usaha BUMDes di masing-masing desa cukup beragam, misalnya jasa cleaning, ternak kambing, wisata desa, UMKM desa, dan lain-lain. Menurut pengelola BUMDes desa Pikatan, Wonodadi, Blitar, bapak Sistupani bahwa pertimbangan utama usaha BUMDes adalah sumber daya internal desa (pasokan) dan calon pengguna. #Muhamad Alwi (Kontributor desa)