teradesa.com. Dalam kehidupan keseharian, kita mungkin bertemu dan bergaul dengan seseorang yang menyebabkan kita tidak produktif dan tejebak pada meta pikiran negatif. Dari perkataan, sikap, dan perilaku kita menjadi merasa “sebal”, mengumpat, dll.
Tiba-tiba dia datang nyerocos tanpa memperhatikan kondisi kita sedang apa? Tidak memberi kesempatan orang lain mengkonfirmasi terlebih dulu, langsung divonis. Selalu membuat gaduh di tempat kerja. Atau menggunakan barang pribadi tanpa ijin. Dan, tentu banyak sekali hal-hal yang mirip.
Seseorang yang menyebabkan orang lain selalu terjebak pada pola hidup negatif, dapat disebut sebagai toxic people. Jika tidak mau berkonfrontasi, maka sebaiknya menghindari bergaul dengan orang demkian. Karena dapat mengganggu kenyamanan sosial.
Ketidaknyamanan dalam lingkungan pekerjaan dan pergaulan pada puncaknya menyebabkan tida produktif dan diliputi oleh pikiran-pikiran yang negatif. Lebih mudah dan bijak menghindarinya, daripada energi dihabiskan untuk merubahnya.
Yang lebih penting, seyogyanya kita jangan justru mejadi toxic people itu sendiri. Untuk itu, hal-hal yang perlu dilakukan, diantaranya; Pertama, intropeksi diri. Kegiatan ini hendaknya sering dilakukan, terutama meminta pendapat orang lain tentang keseharian kita dilingkungan kerja. Juga, kita jangan alergi terhadap kritikan.
Kedua, empati. Membiasakan dan berusaha untuk terus bersikap empati kepada orang lain. Mendengarkan secara baik terhadap pandangan, pikiran, dan gagasan orang lain merupakan cara terbaik melatih empati. Selain itu, sikap demikian menunjukkan penghargaan kita terhadap lawan bicara.
Sering kita jumpai dalam keseharian, terutama kebiasaan berbincang dengan kolega disambi dengan memainkan HP. Sikap demikian, selain tidak menghargai kawan bicara. Juga, menunjukkan sikap tidak empati terhadap orang lain. Empati perlu terus dipupuk dengan membiasakan mendengarkan secara baik, focus, dan perhatian mendalam.
Ketiga, kuasai diri. Sering kita bersikap underestimate terhadap setiap yang terjadi disekitar kita. Selain itu, merasa diri paling baik dibandingkan lainnya dapat menjebak kita pada perilaku arogan. Bertindak tanpa kontrol dan berfikir jernih terlebih dulu. Semuanya, selain merugikan diri sendiri, juga yang pasti merugikan orang lain.
Keempat, meminta bantuan kolega/profesional. Kita diciptakan untuk memiliki kelebihan, sekaligus kekurangan. Ada hal-hal tertentu yang kita tidak memiliki kapasitas. Untuk itu, tidak perlu malu untuk berkonsultasi kepada profesional, atau meminta bantuan, saran, dan pendapat kepada kolega/sejawat.
Tidak perlu malu untuk meminta bantuan kolega mengerjakan hal-hal yang memang kita tidak mampu. Sering berkomunikasi, berkonsultasi dan bekerjasama untuk hal-hal tertentu akan lebih mengakrabkan diri kita dengan kolega. Tentu, silaturahim bertambah.
Kelima, menolong sesama. Menolong orang lain merupakan konsekwensi manusia sebagai makhluk sosial. Kita semua tidak bisa lepas dari saling memberi dan menerima, membantu dan dibantu. Salah satu, manfaat menolong orang lain diantaranya adalah ia akan selalu dihormati dan dihargai oleh orang lain. Cak Nur