teradesa.com. Ini pasti, bahwa setiap fase kehidupan seseorang mengalami gejolak. Inilah, yang kemudian dalam esae pendek ini saya katakan sebagai turbulensi kehidupan. Turbulensi bagi setiap individu, ada yang bersifat alamiah, dan ada yang harus diciptakan. Apa makna dibalik turbulensi ini? Tidak lain adalah agar terjadi perubahan yang positif dan/atau menguntungkan bagi fase kehidupan seseorang berikutnya (QS. al-Ishirah/94: 5-6).

Tentu, kita merasakan bersama bahwa pada awal 2020 dunia dikejutkan dengan virus C-19 (corona). Semua takut, resah, dan kehidupan terasa mencekam dan bingung apa yang harus dilakukan. Pemerintah mewajibkan semua orang bekerja dari rumah. Tetapi, apa yang harus dikerjakan dalam situasi seperti itu? Tiba-tiba terdapat temuan beragam aplikasi untuk dapat bekerja dan menghasilkan pendapatan hanya dari rumah. Ya, bekerja berbasis digital (online).

Setiap individu bersifat unik, baik dari aspek fisik, warna kulit, logat bicara, karakter, sikap, dan potensi meskipun dalam satu keluarga sekalipun. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan, diantaranya adalah kondisi internal keluarga, lingkungan sosial pergaulan, dinamika negara, dan dinamika masyarakat dunia. Dinamika internal keluarga yang selalu berubah-ubah, secara ekonomi misalnya akan mempengaruhi karakter anak pertama, kedua, dan seterusnya. Nah, keunikan itu tercipta karena adanya turbulensi dalam lingkungan keluarga.

Jika Anda merasa mengalami kehidupan yang begitu-begitu saja. Lempeng, datar, dan tidak berubah-ubah, maka hendaknya diciptakan turbulensi. Keluarlah dari zona nyaman itu. Bertahun-tahun bekerja di perusahaan, lembaga atau usaha sendiri tetapi tetap saja jalan di tempat, hanya cukup untuk kebutuhan jangka pendek. Maka harus segera dievaluasi, divisualisasi dan direncanakan perubahan yang akan dijalankan. Ya ciptakan turbulensi itu secara terukur dan terprediksi secara matang.

Banyak orang yang sukses setelah bertahun-tahun usahanya mandeg. Kesuksesan itu tidak datang dengan sendirinya dan tetiba, tetapi harus direncanakan dengan keputusan yang kadang bersifat bergejolak, baik dalam perasaan, pikiran, sikap, dan beragam pandangan anggota keluarga. Meminta dukungan dan ridlo pasangan atau orang tua dalam proses turbulensi merupakan suatu keharusan. Dari sini sudah dapat dipahami bahwa turbulensi dalam kehidupan itu penting, dan jika perlu memang harus diciptakan.

Surat al-Inshirah/94 merupakan penguatan yang ditujukan kepada Nabi Muhammad saw, dan juga kepada umat manusia. Bahwa Tuhan tidak memberikan beban, bahkan melapangkannya. Pada setiap kesulitan selalu diikuti dengan kemudahan. Statemen ini diulangi dua kali, yaitu pada ayat ke 5 dan ke 6. Agar setiap manusia dapat menyeleseikan tugas-tugas kemanusiaan, maka hendaknya mereka mengerjakannya satu persatu dengan penuh fokus (ini dijelaskan pada ayat ke 7).

Pekerjaan yang dilakukan secara bersamaan dapat menyebabkan tidak tuntasnya suatu pekerjaan dengan baik. Selain itu, menurut beberapa penelitian bahwa kebiasaan mengerjakan suatu pekerjaan secara bersamaan dapat memicu stres, cemas, meningkatkan tekanan darah,  mengganggu daya ingat, menurukan kreatifitas, dan meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan. Bekerja yang efektif adalah yang dikerjakan secara fokus satu persatu secara bergantian.

Setiap hari seseorang menghadapi masalah. Untuk menyeleseikan suatu masalah, tidak ada pilihan lain kecuali dikerjakan dan diseleseikan sampai tuntas. Menurut Peter Draker  bahwa orang yang efektif bukanlah orang yang pikirannya fokus pada peneyeleseian masalah, tetapi ia fokus pada peluang. Lihatlah pemain bola yang efektif adalah mereka yang selalu bergerak  ke arah gawang lawan dan fokus untuk menciptakan gol, bukan yang selalu fokus pada kelemahan team.

Keberhasilan tidak dapat dicapai secara pintas, ia membutuhkan proses. Abraham Lincoln, yang pernah mengalami 11 kali gagal dalam karir politiknya, dan kemudian berhasil menjadi Presiden Amerika, berpesan bahwa sukses bukanlah tujuan akhir, tetapi sukses adalah perjalanan. Kesuksesan  itu meliputi; mengetahui tujuan, memahami mengapa tujuan itu harus tercapai, menumbuhkan potensi secara maksimal, dan selalu menabur benih yang membawa kebaikan/keuntungan bagi orang lain.

Menanam benih-benih kebaikan dan peluang agar orang lain dapat sukses. Stricker tidak harus melesatkan bola ke gawang lawan sendiri, sesekali ia harus memberikan assist kepada rekannya untuk menciptakan gol. Oleh karenanya, dibutuhkan empat unsur untuk mencapai kesuksesan, yaitu; REAL. Relastionship, memperbanyak silaturohim, pertemanan, membangun network. Endorsement, mencari dukungan, minta ridlo orang tua, pasangan, dan teman.  Attitude, memperbaiki sikap, adab, dan softskill dalam setiap pergaulan.  Dan, Leadreship, memperkuat sifat kepemimpinan dalam setiap moment penting. Nur Kholis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here