Aqidah dan Alirannya dalam Islam

teradesa.com. Istilah Aqidah yang sudah tidak asing kita dengar baik dalam dunia pendidikan maupun dalam obrolan keseharian berasal dari bahasa Arab dari kata al-‘aqdu (ikatan), at-tautsiiqu (kepercayaan/ keyakinan yang kuat), al-ihkaamu (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (kuat). Sedangkan menurut istilah (terminologi), aqidah adalah iman yang teguh dan pasti yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi setiap orang yang meyakininya.

Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah swt dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadaNya, beriman kepada para malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir, qada’ dan qadarnya serta mengimani seluruh apa-apa yang telah ditetapkan sebagai prinsip-prinsip Agama, perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ dari salafush shalih, baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Beberapa contoh Aqidah Islam seperti beriman kepada Allah swt dan sifat-sifatnya dengan cara menerima dan meyakini sesuai dengan apa yang tertulis dalam al-Quran dan al-Hadis. Melakukan enam rukun iman dalam kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Saling menghormati dan menyayangi sesama anggota keluarga dan masyarakat sesuai ajaran Islam. Mau melakukan beberapa kegiatan bersama sesuai ajaran Islam misalnya; melakukan shalat berjamaah. Tidak menerima fatwa, kecuali berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tsabit (kokoh)

Membahas tentang Aqidah Islam pasti tidak terlepas dari Aliran-aliran Aqidah dalam Islam itu sendiri. Ada beberapa Aliran Aqidah Islam antara lain; Aliran Khawarij, Aliran Syiah, Aliran Mu’tazilah, Aliran Murjiah, Qadariah, Jabariah dan Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Aliran Khawarij merupakan golongan yang keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib saat menyikapi perdamaian peristiwa Tahkim oleh Muawiyah. Kata Khawarij berasal dari bahasa Arab yang artinya keluar. Aliran ini sering disebut aliran ekstrem. Sebab mereka menganggap keputusan Ali dan golongannya yang setuju atau berdamai dengan Muawiyah adalah kafir dan halal darahnya.

Aliran Syiah ini merupakan aliran yang fanatik terhadap Ali bin Abi Thalib. Mereka memiliki pandangan tentang Islam diantaranya menganggap bahwa al-Quran yang sekarang mengalami perubahan dan pengurangan. Menurut mereka, al-Quran yang asli berada di tangan al-Imam al-Mastur (Syiah Imamiyah). Lebih-lebih golongan ini tidak mengamalkan hadis kecuali dari jalur keluarga Nabi Muhammad SAW.

Aliran Mu’tazilah merupakan golongan yang dikenal dengan sebutan ‘kaum rasionalis Islam’ karena dalam memahami sesuatu lebih berdasarkan pada akal. Aliran ini berpendapat bahwa orang Islam yang berdosa besar bukan kafir juga bukan mukmin, tetapi berada di antara keduanya. Persepsi lain dari Muktazilah adalah hanya mengakui peristiwa Isra Rasulullah SAW, tetapi tidak mengakui Mi’raj Nabi ke langit. Selain itu aliran ini tidak mengakui siksa kubur, tidak percaya perhitungan amal hingga tidak percaya akan syafaat Nabi di Hari Kiamat.

Aliran Murjiah berasal dari kata ‘irja’ yang berarti menangguhkan. Aliran ini berpendapat bahwa orang yang berdosa tidak termasuk kafir dan tidak kekal dalam neraka.

Aliran Qadariyah yang artinya mampu atau berkuasa. Kelompok Qadariyah berpendapat bahwa manusia memiliki kuasa untuk menentukan jalan hidupnya. Aliran ini berpandangan bahwa segala yang dilakukan manusia karena manusia memiliki kekuatan untuk mengendalikan dirinya sendiri.

Sampai pada Aliran Jabariyah, aliran ini memandang bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan kekuatan untuk menentukan kehendak dan perbuatannya. Aliran ini memiliki ciri-ciri antara lain; manusia tidak mempunyai kebebasan dan ikhtiar apapun, setiap perbuatannya yang baik dan jahat yang jahat, buruk atau baik Allah semata yang menentukan, Allah tidak mengetahui sesuatu apa pun sebelum terjadi, Ilmu Allah bersifat Hudus (baru), Iman harus dalam hati saja tanpa harus dilafazdkan.

Sedangkan Ahlus Sunnah Wal Jamaah merupakan aliran yang mengikuti petunjuk dari Nabi Muhammad SAW serta para sahabatnya. Aliran inilah dalam menjalankan kehidupan kesehariannya bertumpu pada Al-Quran, hadis, ijma’ ulama, dan Qiyas.

Ada beberapa karakteristik dari aliran Ahlus Sunnah Wal Jamaah ini diantaranya; Ahlussunnah selalu memelihara al-Jama’ah, golongan Ahlussunnah wal Jama’ah memiliki tugas untuk memelihara keutuhan Jama’ah Islam dalam pengertiannya yang luas, ahlussunnah selalu bersikap tasamuh (toleran), penganut Ahlussunnah yang betul-betul memahami esensi dan kriteria Aswaja akan memiliki perilaku yang tidak hanya toleran, menghargai perbedaan dan cinta damai terhadap sesama muslim, tapi juga akan bersikap yang sama pada non-muslim yang tidak berbuat zalim, ahlussunnah selalu bersikap Tawassuth yang berarti tengah-tengah, sedang, tidak ekstrim terhadap salah satu golongan, dan ahlussunnah selalu bersikap seimbang (tawazun). #Niqo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top